TEROWONGAN EKSTRIM GUOLIANG
Terowongan
Guoliang digali disepanjang sisi tebing curam dengan kemiringan 60 derajat
dipegunungan Taihang,Provinsi Hunan Republik Rakyat Cina. Sebelumnya tidak ada
akses jalan yang menghubungkan Guoliang dengan daerah lainnya.
Sebelumnya daerah ini tidak dapat
ditempuh, kecuali melalui jalur Tianti, yaitu satu-satunya jalan untuk mencapai
daerah tersebut dengan cara melalui lembah yang dikelilingi oleh tebing curam,
dilanjutkan dengan mendaki serangkaian tangga batu. Gouliang sendiri merupakan
sebuah desa yang berada di lembah dikelilingi oleh pegunungan yang menjulang
tingginya. Sehingga tak heran kalau daerah ini cukup terisolasi dari peradaban
luar.
Pada
tahun 1972 sekelompok penduduk desa yang dipimpin oleh Shen Mingxin membuat
rencana untuk menggali terowongan pada sisi pegunungan sebagai akses jalan
untuk perhubungan dengan dunia luar. Sebanyak 13 orang warga desa tersebut
memulai pekerjaan tersebut tidak kenal lelah. Karena lokasi pembuatannya yang
keluar masuk gunung dan tepian jalannya adalah lereng gunung yang curam, maka
dalam proses pembuatannya dikabarkan belasan orang tewas karena terjatuh dari
ketinggian. Selama lima tahun terowongan terbentang sepanjang 1,2 km dengan
lebar 4 meter dan ketinggian terowongan sekitar 5 meter ini belum dikerjakan.
Terowongan
Guoliang akhirnya dibuka secara resmi pada tanggal 1 Mei 1977, sebagai akses
lalu lintas kendaraan. Penyelesaian terowongan ini merupakan lompatan besar
bagi penduduk desa tersebut, dan saat ini menjadi objek wisata yang unik,
menarik, dan langka bagi para pengendara sendiri yang melintasi jalan tersebut
yang mana harus ektra hati-hati dikarenakan minimnya pengaman pada sisi jalan
yang berhubungan langsung dengan curam. Dengan melintasi terowongan tersebut,
terhampar pemandangan yang indah sekelilingnya. Walaupun seakan-akan berhadapan
langsung dengan bahaya dan maut. Sisi jalan yang berada dilereng pegunungan
dengan jurangnya menganga dengan kedalaman sekitar 1000 meter, diperlukan
keberanian yang lebih untuk melintasinya.
Terowongan
itu sendiri memiliki beberapa jendela yang menghadap ke lembah. Hal ini
dilakukan dengan cara dipahat dan unutuk mendorong reruntuhan keluar area yang
akan dibuat jalan. Permukaan jalan dan dinding terowongan terlihat kasar
dikarenakan dikerjakan secara tradisional. Tentu saja kondisi jalan berkelok
dan sempit serta curam. Sangat berbahaya jika dalam kondisi basah, jika salah
perhitungan makan akan membentur dinding terowongan dan jatuh kedasar jurang.
Setelah
pembangunan terowongan ini berhasil dilakukan, kini desa Taihang tidak terisolir
lagi. Berbagai kendaraan bisa menuju kesana. Hal ini didukung pula kebijakan
China pada tahun 2000 lalu, dimana pemerintah negeri tirai bambu tersebut telah
membuka perbatasan wilayahnya untuk kepentingan pariwisata. Terowongan Guoliang
kini menjadi daya tarik tersendiri bagi ribuan pengunjung setiap tahunnya
bahkan, desa Taihiang telah dibangun hotel untuk wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar